Gelar Forum Dengar Pendapat Bersama PPSW Pasoendan Digdaya dan Yayasan Remaja Indonesia Sehat (Rise Foundation)

PPSW Pasoendan bersama Yayasan Remaja Indonesia Sehat menggelar Forum Dengar Pendapat terkait isu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Majlis Desa Cisimeut, Rabu (15/2/2023).
Rian Purnawijaya selaku Fasilitator FGD menjelaskan tujuan dari FGD tersebut yaitu menggali dan mendengar pengalaman dan masukan dari masyarakat tentang isu KIA melalui dialog interaktif. Melakukan diskusi antar kelompok dan menuliskan informasi terkait latar belakang profil, hambatan, motivasi, kebutuhan, serta pendukung dalam isu Kesehatan Ibu dan Anak yang selanjutnya menyusun rekomendasi bersama masyarakat sipil terkait program dan kebijakan KIA baik itu rekomendasi di tingkat Desa, Layanan Kesehatan dan Pemerintah Daerah.
Kegiatan ini melibatkan ibu/orang tua, remaja, petugas kesehatan, kader kesehatan, perempuan hamil dan menyusui, tokoh agama dan tokoh masyarakat, POKJA KIA, SATGAS KIA, mahasiswa dan Organisasi Masyarakat Sipil.
Raisya selaku perwakilan dari remaja menyampaikan ada beberapa hambatan ketika berdiskusi dengan rekan-rekannya untuk mengajak ke arah yang positif yaitu kurangnya public speaking dan opini yang tidak didengar , selain itu diharapkan adanya ruangan PKPR di Puskesmas agar lebih nyaman ketika melakukan konseling. Tetapi di Forum Dengar Pendapat ini saya dan teman-teman merasa nyaman ketika mengutarakan pendapat tanpa ada beban.
Bu Ila selaku ibu menyusui menyampaikan perlu adanya tambahan informasi dan menambah ilmu tentang ibu hamil dan menyusui karena ada beberapa rekan kami ketika anak sudah imunisasi menjadi rewel sehingga menjadi malas untuk imunisasi kembali. Ada beberapa harapan diantaranya bagaimana suami menjadi lebih peka kepada ibu hamil dan bisa berbagi peran, serta adanya mobil desa siaga untuk memudahkan pelayanan pada saat gawat darurat (melahirkan).
Menurut Bu Dian dari Kader Kesehatan untuk saat ini fasilitas sudah memadai dan mengedepankan Ibu dan Bayi, tetapi ada beberapa hambatan terkait fasilitas diantaranya gedung posyandu, ambulan desa/mobil siaga desa, selain itu dengan SDM yang berbeda ketika melakukan sosialisasi/edukasi kepada ibu hamil dan keluarganya yaitu  menjadi tantangan bagaimana ibu hamil dan keluarganya bisa menerima ketika melakukan sosialisasi/edukasi. Diharapkan tokoh agama dan tokoh masyarakat terjun ke masyarkat langsung untuk edukasi terkait isu KIA dan diharapkan pemerintah desa mempunyai data ibu hamil sekaligus taksiran hari kelahiran (HPL) agar ibu melahirkan ini tanggungjawab bersama dan Pemerintah Desa bisa mengeluarkan Surat Keputusan terkait dengan paraji agar bisa lebih bersinergi dengan pemberi layanan kesehatan. Sebagai bahan pertimbangan juga diharapkan agar ada kelompok komunitas lokal untuk menggerakan tabungan bersalin bagi ibu hamil.
Pendapat Ibu Amoy selaku orang tua/mertua bahwa ada beberapa hambatan diantaranya NIK yang tidak singkron dan BPJS ketika mau dipakai tidak aktip serta ketika melakukan rujukan itu keputusan besar ada di orang tua. Harapannya jika melakukan edukasi bisa melalui tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Pak Sobur selaku BPD/Tokoh Masyarakat untuk saat ini terkait isu KIA yang sudah didapatkan dari USAID MADANI dan PPSW sudah mencoba mensosialisasikan tetapi mengalami beberapa hambatan diantaranya kurangnya komunikasi dengan pemberi layanan kesehatan. Harapannya untuk ke depan ada progam yang melibatkan penghulu/tokoh agama dari KUA/Kemenag terkait dengan  isu KIA jadi bagaimana penghulu/tokoh agama tersebut diberdayakan dan menjadi kepanjangan dari KUA dalam isu KIA
Rekomendasi program dan kebijakan sesuai dengan temuan hasil Forum Dengar Pendapat isu Kesehatan Ibu dan Anak disampaikan ke Pemerintah Daerah (Dinas Kesehatan dan DP2KBP3A Kab. Lebak), dianataranya :
–          DPMD (Dinas Pemerintah Masyarakat Desa) agar merekomendasikan Pemerintah Desa untuk mengadakan mobil siaga desa di setiap Desa
–          Dinas Kesehatan agar merekomendasikan di setiap Puskesmas adanya PKPR untuk memberikan kenyamanan bagi remaja ketika melakukan konseling serta alat kesehatan untuk kebutuhan remaja yang memadai. Selain itu ada progam untuk suami siaga agar pelibatan suami agar suami lebih peka dalam memperhatikan ibu hamil
–          DP2KBP3A memberikan progam pemberdayaan perempuan dan inovasi untuk progam remaja guna mendongkrak potensi yang ada diwilayah masing-masing guna menghindari KDRT, pekerja anak di bawah umur, perdagangan anak serta pernikahan dini
–          Kemenag agar memberikan pemberdayaan kepada penghulu selaku kepanjangan tangan dari KUA agar bisa lebih mensosialisasikan tentang isu KIA karena masyarakat atau orang tua lebih mendengar ke tokoh agama serta kolaborasi pelibatan layanan kesehatan ketika ada progam untuk bimbingan remaja usia sekolah dan kesehatan reproduksi remaja.
–          Puskesmas dan Pemerintah Desa bekerjasama agar data ibu hamil beserta hari perkiraan lahiran (HPL) bisa terpampang di kantor desa guna kesiapan dalam kegawatdaruratan ibu melahirkan
–          Disdukcapil memberikan penyuluhan langsung bagaimana alur untuk membenarkan data diri karena sering terjadi data yang tidak singkron dan alur yang kurang dipahami oleh masyarakat
–          Pemerintah Desa mengeluarkan surat keputusan/kebijakan terkait dengan dukun paraji agar bisa lebih bersinergi antara bidan desa dan dukun paraji
–          Masyarakat agar adanya kelompok komunitas perempuan lokal untuk menggerakan tabungan bersalin bagi ibu hamil
Tanggapan dari Dinas Kesehatan Ibu Dr. Nurul selaku Kabid Kesehatan Masyarakat sangat setuju dengan rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan dari Forum Dengar Pendapat ini karena tanggungjawab Kesehatan Ibu dan Anak adalah tanggungjawab bersama. Dalam proses penurunan AKI AKB harus melibatkan semua pihak baik dari Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, Pemberi Layanan Kesehatan, Organisasi Masyarakat Sipil, Tokoh Masyarakat bahkan tetangga pun harus terlibat karena jika ada tetangga kita yang akan melahirkan jangan sampai dia kesusahan sendiri. Meskipun belum semua Puskesmas ada PKPR diharapkan di setiap Puskesmas ada PKPR dan posyandu remaja bisa aktip untuk menjadi tempat yang nyaman bagi remaja. Selain itu untuk Puskesmas Cisimeut saat ini sudah ada rumah tunggu agar ketika masyrakat yang cukup jauh dari layanan kesehatan akan melahirkan jadi bisa menepati rumah tunggu tersebut agar memperlancar dalam persalinan.
Tanggapan dari DP2KBP3A Ibu Imas selaku Kabid Pemberdayaan Perempuan mengapresiasi kegiatan Forum Dengar Pendapat ini karena rasa peduli yang tinggi terhadap kaum perempuan dan remaja karena di forum ini bisa mencurahkan pendapatnya tanpa ada beban dan terintimidasi. Dari rekomendasi-rekomendasi yang diberikan sangat setuju karena ada beberapa rekomendasi yang akan kita coba bersinergikan dengan progam DP2KBP3A saat ini, tentu dalam setiap progam kami meminta dukungan dari semua aspek termasuk Organisasi Masyarakat Sipil agar bisa memberikan masukan-masukan dalam setiap progam yang kami jalankan.
Pak Iton selaku Kepala TU Puskesmas Cisimeut mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan Forum Dengar Pendapat dan berjalan sesuai harapan baik ketika melakukan diskusi sampai munculnya rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan. Dari rekomendasi yang diberikan untuk kebijakan di tingkat Puskesmas sendiri akan mulai ditindaklanjuti terkait dengan data ibu hamil dan taksiran perkiraan lahiran agar bidan desa memberikan data secara lengkap kepada Pemerintah Desa.
Ucapan terima kasih dari Ibu Bidan Pita Puspitasari dengan adanya kegiatan ini harapan untuk remaja semoga dengan diadakannya posyandu remaja, remaja masa kini bisa lebih banyak berinovasi, berkembang, terampil dan bisa mengaplikasikan kegiatan yang telah di sampaikan oleh tenaga kesehatan kepada teman-teman sebayanya, bisa menjadi generasi muda yang maju dan dengan bertambahnya ilmu kesehatan serta wawasan semoga remaja dapat menjadi remaja yang sehat secara mental dan psikisnya. Pesan untuk remaja semoga bukan hanya kader remaja saja yang ikut andil dalam kegiatan ini mudah-mudahan semua remaja bisa terpapar ilmu yang berguna, baik itu dari segi kesehatan maupun dari segi apapun, agar lebih giat lagi mengikuti posyandu remajanya dan mudah-mudahan dengan adanya kegiatan posyandu remaja pihak masyarakat, orang tua, dan guru bisa lebih lebih mendukung dengan adanya kegiatan posyandu remaja.
Narasumber : Rian Purnawijaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © PPSW Pasoendan Digdaya